"hmm.. jadi kapan kamu pulang nak?, naik apa pulangnya? Cepet beli tiket yaa.."
"ya biasa, naik kereta, naik apalagi bunda sayang?"
"lho? Ko kereta? Jangan deh pesawat aja yaa!"
"aah, gak mau ah, naik pesawat serem!"
"Gies! Naik pesawat yaa! Lagian sekarang tuh musim hujan.."
"justru musim ujan, jadi takut naik pesawat"
"tapi naik kereta banyak longsor di mana-mana nantinya.."
"tapi…"
"dengerin dulu, naik kereta lama gies, belum lagi kamu sendirian, 11 jam lagi!! Kalau ada banjir,longsor?!! Gmana? kawatirnya jadi 11 jam lamanya, itu klo gak telat, kalo telat? Nambah lagi"
"tapi.."
"iya, tapi klo pesawat cuma sejam nak, gak perlu lama-lama"
"tapi …"
"ah sudah, kamu susah dikasih taunya, pikir lagi ya nak!"
"click!"
Ya, itulah percakapan klasik antara saya dan ibu setiap kali saya akan pulang. Pesawat apa kereta? Ibu ingin saya pergi dengan pesawat, dan saya cinta sekali dengan kereta. Hmm..gak sih sebenarnya saya takut sekali naik pesawat..iya walaupun saya tahu, pesawat lebih cepat, praktis, belum lagi pramugarinya yang ramah-ramah membagikan permen dan makanannya yang gratis [eh tapi makanan sudah gak gratis lagi ya, kalo gak salah?] tapi tetap saja, saya emoh naik pesawat.
Tidak, saya tidak punya pengalaman buruk dengan pesawat. Malahan pengalaman buruk justru saya alami ketika saya naik kereta, keretanya anjlok ditengah malam gelap gulita. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, cuma yah, lumayan lecet-lecet dikit. Tapi hei, itu tidak membuat saya berani naik pesawat.
Tapi bukan berarti saya tidak pernah naik pesawat, karena pernah, saya jadi tahu betapa dahsyatnya teror yang terjadi di batin saya ketika saya berada di dalam sebuah kapsul raksasa itu dan melayang-melayang di udara dalam waktu sejam!! Pengalaman pertama dengan pesawat, adalah saat saya liburan lulusan SMP di jakarta, karena harus cepat pulang untuk urusan ttd sttb, mau gak mau saya harus pulang naik pesawat, dan itu, sendirian!
Oke, pertama melewati pintu sensor [apa ya namanya?] saya masih belum merasakan apa-apa, santai. Kedua, meja cek in, tiket ok, ransel tidak perlu masuk bagasi, ringan aja ko. Tahap kedua, cool cool ajah. Di boarding room, nice. Keempat, saat saya harus melewati sebuah terowongan penghubung antara boarding room dengan pesawat, di sini sama sekali gak cool. Tiba-tiba kepala pusing, keringat dingin, dan mual-mual menyerang saya. Stress! Sampai sampai saya harus menghentikan langkah saya dan mencoba menarik nafas sedalam-dalamnya dan berpikir," balik aja ah, gak jadi pulang, gak usah ttd sttb." Belum sempat balik, seseorang mendekati saya,
"kenapa dek? "
"ee ga pa pa mas, ga ada apa apa kok"
"tapi ko pucat gitu, pertama kali naik pesawat ya?"
"hmm..gak apa-apa ko, eh iya pertama kali"
"sini deh dibantuin bawa tasnya"
Hee, si Mas langsung aja maen bawa tas saya dan langsung berjalan lagi mendekati pintu pesawat. Tadi yang awalnya saya panik takut naik pesawat, saya jadi panik takut tas saya hilang, disitu ada titipan nenek saya, dan kalau hilang, wah! Ga tau deh!
Terpaksa saya ikuti si Mas memasuki pintu pesawat. Dingin, itu yang pertama kali saya rasakan ketika pertama kali memasuki ruangan kapsul raksasa itu. Setelah menanyakan nomor kursi saya dan meletakkan ransel saya di tempatnya, dia permisi dan menghilang diantara sesaknya orang-orang lain yang sedang sibuk mencari tempatnya. Saya duduk, pasang seatbelt, sambil mengulum permen pemberian si mbak pramugari. Dan sejam kemudian, pesawat pun mendarat dengan mulusnya di Djuanda Surabaya.
See, nothing happened! Lancar lancar saja. Tapi tetap saja saya berjanji dalam hati, "tidak mau lagi naik pesawat!" bukan karena ada pengalaman buruk di dalam pesawat, tapi hanya karena takut saja. Cuma takut. Karena saking takutnya, saya sempet menelan bulet bulet permen di mulut saat pesawat take off, dan hampir tersedak karenanya..pesawatnya dan perjalanannya memang baik-baik saja, tapi saya tidak baik-baik saja di dalamnya.
"ya biasa, naik kereta, naik apalagi bunda sayang?"
"lho? Ko kereta? Jangan deh pesawat aja yaa!"
"aah, gak mau ah, naik pesawat serem!"
"Gies! Naik pesawat yaa! Lagian sekarang tuh musim hujan.."
"justru musim ujan, jadi takut naik pesawat"
"tapi naik kereta banyak longsor di mana-mana nantinya.."
"tapi…"
"dengerin dulu, naik kereta lama gies, belum lagi kamu sendirian, 11 jam lagi!! Kalau ada banjir,longsor?!! Gmana? kawatirnya jadi 11 jam lamanya, itu klo gak telat, kalo telat? Nambah lagi"
"tapi.."
"iya, tapi klo pesawat cuma sejam nak, gak perlu lama-lama"
"tapi …"
"ah sudah, kamu susah dikasih taunya, pikir lagi ya nak!"
"click!"
Ya, itulah percakapan klasik antara saya dan ibu setiap kali saya akan pulang. Pesawat apa kereta? Ibu ingin saya pergi dengan pesawat, dan saya cinta sekali dengan kereta. Hmm..gak sih sebenarnya saya takut sekali naik pesawat..iya walaupun saya tahu, pesawat lebih cepat, praktis, belum lagi pramugarinya yang ramah-ramah membagikan permen dan makanannya yang gratis [eh tapi makanan sudah gak gratis lagi ya, kalo gak salah?] tapi tetap saja, saya emoh naik pesawat.
Tidak, saya tidak punya pengalaman buruk dengan pesawat. Malahan pengalaman buruk justru saya alami ketika saya naik kereta, keretanya anjlok ditengah malam gelap gulita. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, cuma yah, lumayan lecet-lecet dikit. Tapi hei, itu tidak membuat saya berani naik pesawat.
Tapi bukan berarti saya tidak pernah naik pesawat, karena pernah, saya jadi tahu betapa dahsyatnya teror yang terjadi di batin saya ketika saya berada di dalam sebuah kapsul raksasa itu dan melayang-melayang di udara dalam waktu sejam!! Pengalaman pertama dengan pesawat, adalah saat saya liburan lulusan SMP di jakarta, karena harus cepat pulang untuk urusan ttd sttb, mau gak mau saya harus pulang naik pesawat, dan itu, sendirian!
Oke, pertama melewati pintu sensor [apa ya namanya?] saya masih belum merasakan apa-apa, santai. Kedua, meja cek in, tiket ok, ransel tidak perlu masuk bagasi, ringan aja ko. Tahap kedua, cool cool ajah. Di boarding room, nice. Keempat, saat saya harus melewati sebuah terowongan penghubung antara boarding room dengan pesawat, di sini sama sekali gak cool. Tiba-tiba kepala pusing, keringat dingin, dan mual-mual menyerang saya. Stress! Sampai sampai saya harus menghentikan langkah saya dan mencoba menarik nafas sedalam-dalamnya dan berpikir," balik aja ah, gak jadi pulang, gak usah ttd sttb." Belum sempat balik, seseorang mendekati saya,
"kenapa dek? "
"ee ga pa pa mas, ga ada apa apa kok"
"tapi ko pucat gitu, pertama kali naik pesawat ya?"
"hmm..gak apa-apa ko, eh iya pertama kali"
"sini deh dibantuin bawa tasnya"
Hee, si Mas langsung aja maen bawa tas saya dan langsung berjalan lagi mendekati pintu pesawat. Tadi yang awalnya saya panik takut naik pesawat, saya jadi panik takut tas saya hilang, disitu ada titipan nenek saya, dan kalau hilang, wah! Ga tau deh!
Terpaksa saya ikuti si Mas memasuki pintu pesawat. Dingin, itu yang pertama kali saya rasakan ketika pertama kali memasuki ruangan kapsul raksasa itu. Setelah menanyakan nomor kursi saya dan meletakkan ransel saya di tempatnya, dia permisi dan menghilang diantara sesaknya orang-orang lain yang sedang sibuk mencari tempatnya. Saya duduk, pasang seatbelt, sambil mengulum permen pemberian si mbak pramugari. Dan sejam kemudian, pesawat pun mendarat dengan mulusnya di Djuanda Surabaya.
See, nothing happened! Lancar lancar saja. Tapi tetap saja saya berjanji dalam hati, "tidak mau lagi naik pesawat!" bukan karena ada pengalaman buruk di dalam pesawat, tapi hanya karena takut saja. Cuma takut. Karena saking takutnya, saya sempet menelan bulet bulet permen di mulut saat pesawat take off, dan hampir tersedak karenanya..pesawatnya dan perjalanannya memang baik-baik saja, tapi saya tidak baik-baik saja di dalamnya.
Label: jurnal, lagikonyol, nostalgia
Gies, kok sampai segitunya penderitaanmu naik pesawat? semacam phobia?
Jadi inget anakku, dah biasa naik pesawat sejak usia 1,5th. Tapi pertanyaan muncul ketika usianya 5th.
Lihat pelampung dan masker oksigen, dia nanya" Ma, itu untuk apa?"
Aku : "Itu untuk jaga2 kalau ada apa2 nak selama dalam perjalanan."
Anakku : "Ada apa-apa itu apa sih maksudnya?"
Aku : Misalnya terjadi ..bla..bla..
Suatu hari ketika harus naik pesawat lagi.
Anakku : "Ma, Reza nggak mau naik pesawat"
Aku : "Kenapa?"
Anakku : "Takut terjadi apa2." (dengan muka polos)
Btw, ketika harinya tiba dia sudah nggak takut lagi naik pesawat berkat bujukan jitu dari suamiku.
-anied.blogspot.com-
dulu saya takut naik pesawat, tapi sekarang saya lebih takut lagi naik kereta :)
isnuansayangpengenpresidenperempuan
dulu saya takut naik pesawat, tapi sekarang saya lebih takut lagi naik kereta :)
isnuansayangpengenpresidenperempuan
11 jam perjalanan kereta api, kemana tuh ? Solo, Yogya atau Surabaya ?
Naik kereta banyak dilihat, apa yang dilihat bisa direkam terus tuangkan dalam postingan :)
naik kereta api tut...tut...tut, ke Bandung Surabaya, bolehlah naik dengan percuma = penumpang gelap dong ya Bu Dokter :)
naek pesawat ke kampung halaman trus naek kereta api balik dari sana..
still confuse ??
panggil nama cempluk 3x..hehehe
kenapa gak mau naik pesawat??? untung kamu gak tinggal di MEsir kayak aku..ntar binun dong kalo mo ketemu mama...masa naek kereta!!!??!!
Hidup kereta!!!
Jadi pulang, nih?
naek pesawat takut
naek kereta dimarahin sama nyokap
jadi solusinya adalah...
nggak usah puloang aja
atau... mendingan naik mobil huehehe...
solusi nggak mutu banget ya??!
Yaa.. pake blogspot, gak bisa ninggalin jejak nih, hehe.. yaa.. tapi yg namanya umur mah udah di tangan Tuhan. Belom tentu naik gunung bakal luka2.. Siapa tau lagi di warnet asik2 tiba2 ketimpa kipas angin, benjol deh.. Hiyahahaha..
(www.titiw.com)
coba di indo ada TGV yang kayak di France .. pasti pulang kampung lebih cepet yah .. :D
pulangnya kemana sih mbak gies?
shige
kapan-kapan ikut saya naik komidi putar ya... siapa tahu kita bisa ketakutan bareng... :)
kalo saya naek motor legendaris aja.. hehehe
Gies, daripada bingungbingung milih kereta atawa pesawat, mending jalan kaki ae...hehehe
Kebalikan, aku mau naek pesawat papa ku bilang naek kereta aja aman. :D
kadang kalo lagi buru2 ya enakan naek pesawat, tapi kalo lagi banyak waktu mending naek kereta.. ngerasa lebih aman, nempel tanah sih :D
^^V oktaendy.iwuvya.com
Kalo saya malah lebih seneng naek pesawat mba gies! Soalnya berasa keren aja gtu... Apalagi kalo sendirian... Berasa traveler sejati! Hihi...
sayang dong kalau kapok naik pesawat lagi .... kali ntar kalau mau naik lagi sama si doi ... dijamin deh nggak akan takut lago :)
mbak gies, maaf baru sempat mampir, hehehe. hati2 di jalan ya. banyak doa juga. semoga selamat sampe ketemu mamanya mbak gies juga, trus ditunggu cerita2 berikutnya :)
hahahah!!!ampe segitunya ya naik pesawatnya..
btw,,gimana rasanya nelen permen bulet2 mbak???hahahah
http://kitatentangsemua.com